Pencegahan Penyakit Tuberculosis sebagai Skrining Kesehatan Persiapan Pranikah Melalui Penyuluhan pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo
Pencegahan Penyakit Tuberculosis sebagai Skrining Kesehatan Persiapan Pranikah Melalui Penyuluhan pada Remaja Putri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo
Abstract
Remaja merupakan masa individu yang mengalami perkembangan dengan menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai mencapainya kematangan seksual dalam rentang usia 10-19 tahun. Pada masa remaja yang telah memiliki kematangan seksual, merupakan tanda awal bahwasanya masa ini bisa sudah memiliki organ reproduksi yang siap dibuahi. Tidak heran remaja yang memiliki usia 19 tahun sudah diperbolehkan untuk menikah. Namun, sebelum menikah remaja seharusnya melakukan skrining pranikah agar mengetahui status Kesehatannya terutama pada penyakit TBC atau tuberculosis. Peserta kegiatan ini adalah remaja putri di Pondok Pesantren Salafiyah Syafiiyah Sukorejo Situbondo sebanyak 100 orang dengan rentang usia 16-19 tahun. Kegiatan meliputi sosialisasi atau pengenalan diri dari pemateri dan penyuluhan pada remaja putri. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini adalah peserta sangat antusias snagat mendengarkan materi tentang penyakit tuberculosis yang sangat berbahaya dan menular. Harapan yang dapat diperoleh dari remaja putri adalah merubah perilaku terutama meingkatkan kesadaran terhadap pentingnya mencegah penyakit berbahaya dan menular seperti TBC dengan rutin untuk melakukan pemeriksaan di fasilitas Kesehatan agar dapat mempersiapakn pernikahan dan menyiapkan kehamilan yang sehat dan aman.
References
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Penelitian dan pengemabngan Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.
Manalu, Helper Sahat P. 2010. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Tuberkulosis dan Upaya Penanggulangannya, Jurnal Ekologi Kesehatan 9 (4) : 1340 – 1346.
Murtatiningsih dan Wahyono. 2010. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Penderita Tuberkulosis Paru. KEMAS 6 (1): 44-50
Ali, S. (2015). Perkawinan Usia Muda Di Indonesia Dalam Perspektif Negara Dan Agama Serta Permasalahannya. Jurnal Legislasi Indonesia, 5(10), 1–28. https://ejurnal.peraturan.go.id/index.php/jli/article/view/405/0
Williamson, H. C., Trail, T. E., Bradbury, T. N., & Karney, B. R. (2014). Does premarital education decrease or increase couples’ later help-seeking. Journal of Family Psychology, 28(1), 112–117. https://doi.org/10.1037/a0034984
Yanti, Hamidah, & Wiwita. (2018). Analisis Faktor Penyebab Dan Dampak Pernikahan Dini Di Kecamatan Kandis Kabupaten Siak. Jurnal Ibu Dan Anak, 6(November), 96–103.
Alkhaldi, S. M., Khatatbeh, M. M., Berggren, V. E. M., & Taha, H. A. (2019). Knowledge And Attitudes Toward Mandatory Premarital Screening Among University Students In North Jordan. Hemoglobin, 40(2), 118–124. Https://Doi.Org/10.3109/03630269.2015.1135159
Dian Permata Sari, Lilis Suyani, D. (2022). Asuhan Kebidanan Pranikah Dan Prakonsepsi. Retrieved From Https://Www.Google.Co.Id/Books/Edition/Asuhan_Kebidanan_Pranikah_Dan_Pra_Konsep/Cd-Reaaaqbaj?Hl=Id&Gbpv=1&Dq=Buku Skrining Pranikah Dan Prakonsepsi&Pg=Pp1&Printsec=Frontcover
Andriani, M. Dan Wirjatmaji, B. (2016). Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Prenada Media Group.