Abstract
Pendahuluan: Di Indonesia terdapat 10-15% pasangan yang memiliki masalah kesuburan. Masyarakat Daerah Istimewa Yogyakarta menganut budaya patrilineal dan adanya istilah koncowingking dimana perempuan sebagai subordinasi.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan pendekatan phenomenology. Penelitian dilaksanakan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli sampai Semptember 2015. Partisipan berjumlah tujuh orang. Instrumen pada penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan menggunakan pedoman wawancara mendalam, catatan lapangan dan alat perekam. Analisis data menggunakan langkah dari Colaizzi.
Hasil: Ditemukan tujuh tema dalam penelitian ini yaitu variasi pengobatan yang dijalani, berbagai hambatan yang dialami dalam pengobatan, sumber keputusan, ketidaknyamanan dalam menjalani pengobatan, dukungan yang diterima selama pengobatan, respon berduka, dan strategi koping yang dipilih.
Analisis dan diskusi: Pengalaman hidup perempuan infertil dalam mencari pengobatan bervariasi, terdapat hambatan berupa kecewa pengobatan yang sering gagal dan mahalnya biaya pengobatan. Sumber dukungan diperoleh perempuan infertil dari suami, teman dan keluarga. Terdapat ketidaknyamanan berupa dampak fisik dan psikologis dan respon berduka sampai strategi koping dengan berdo’a, sholat dan puasa.