Abstract
Latar Belakang : Angka kejadian disminorhea di dunia sekitar 50% perempuan di setiap negara. Angka kejadian disminorhea di Indonesia sebesar 64,25%, disminore primer 9,36% dan disminore sekunder hampir 90%. Di DIY angka kejadian disminorhea mencapai 56%. Permasalahan gangguan haid yang terjadi pada masa remaja sering diabaikan. Masalah tentang haid antara lain: menarche, ketidakteraturan haid, perdarahan di luar haid, dan gangguan lain. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi dan pengetahuan tentang masalah dan gangguan haid Di SMP N 8 Yogyakarta dari 10 siswi terdapat 8 siswi yang tidak mengetahui tentang cara penanganan disminorhea.
Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui perilaku remaja putri tentang penanganan disminorhea pada siswi kelas VIII di SMP N 8 Yogyakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah deskripsi kuantitatif dengan dengan pendekatan cross sectional. Jumlah populasi 180 remaja, jumlah sampel sebanyak 65 siswi diambil dengan rumus Slovin dan teknik stratified rondom sampling. Analisa data menggunakan analisis univariat.
Hasil : Perilaku remaja dalam penanganan disminorhea di SMP N 8 Yogyakarta dalam kategori cukup yaitu sebanyak 46 responden (70,8%), perilaku penanganan disminorhea berdasarkan faktor predisposisi berada dalam kategori cukup yaitu 33 responden (50,8%), perilaku penanganan disminorhea berdasarkan faktor pemungkin dalam kategori cukup yaitu 31 responden (47,7%), perilaku penanganan disminorhea berdasarkan faktor penguat dalam kategori cukup yaitu 46 (70,8%).
Kesimpulan : Perilaku remaja tentang penanganan disminorhea di SMP N 8 Yogyakarta dalam kategori cukup.