Abstract
INTISARIBerat bayi lahir rendah menyebabkan 27% kematian bayi baru lahir. Insiden BBLR di Indonesia pada Tahun 2013 yaitu sebesar 10,2% dan angka kasus dan kejadian BBLR di DIY tahun 2017 tercatat 108 kasus dan kejadian BBLR di Bantul berada pada peringkat tertinggi sebanyak 22 kasus kematian yang disebabkan BBLR. Faktor risiko kejadian BBLR yaitu umur ibu, status gizi, ekonomi, pendidikan, komplikasi kehamilan, pekerjaan, umur kehamilan, tinggal di daerah dataran tinggi, riwayat BBLR, pola hidup, obat – obatan yang terlarang, riwayat penyakit, kehamilan ganda, dan tinggi badan. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kehamilan pada usia remaja dengan kejadian BBLR di RSUD Panembahan Senopati. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan case control study dengan pendekatan kohort retrospektif. Sampel dalam penelitian ini adalah bayi baru lahir yang mengalami BBLR di RSUD Panembahan Senopati dengan tehnik simple random sampling sejumlah 156 responden untuk kelompok kasus dan kontrol. Analisis menggunakan Chi Square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan kehamilan pada usia remaja dengan kejadian BBLR memiliki nilai yang bermakna ditunjukkan dengan nilai ρ= 0,047 dan nilai OR CI 95% (1,003-3,118). Sedangkan variabel pengganggu kejadian BBLR terjadi pada ibu dengan kehamilan pada usia remaja sebanyak 61,3% , tingkat pendidikan rendah 52,7%, paritas primipara 82%. Simpulan kehamilan pada usia remaja mempunyai risiko 1,8 kali melahirkan BBLR dengan p value 0,047 dengan (CI 95% 1,003- 3,118 ). Saran untuk bidan agar lebih giat lagi melakukan pemantauan secara berkala untuk ibu hamil secara komprehensif untuk mengurangi faktor risiko yang ditimbulkan oleh kehamilan pada usia remaja.