Abstract
ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah reproduksi remaja akan menyebabkan malnutrisi dan pertumbuhan terlambat yang dihubungkan dengan gangguan siklus menstruasi. Selama masa pubertas, sekitar 80-90% wanita akan mengalami gejala PMS. Faktor penyebab terjadinya PMS antara lain faktor hormonal, faktor genetik, faktor gaya hidup berkaitan dengan peningkatan berat badan, kualitas tidur, dan aktifitas fisik. Faktor psikologis salah satunya stres. Gejala-gejala PMS akan semakin hebat dirasakan ketika wanita terus menerus mengalami tekanan.
Tujuan Penelitian: Mengetahui hubungan siklus menstruasi dengan kejadian premenstrual syndrome.
Metode Penelitian: Desain penelitian Kuantitatif dengan menggunakan pendekatan cross-sectional. Sampel diambil dengan teknik stratified random sampling yaitu 99 siswi kelas XI di SMAN 1 Godean. Pengambilan data menggunakan google form pada bulan Juli 2020. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Hasil penelitian dianalisis secara bivariat dengan menggunakan uji Somer’s.
Hasil penelitian: Pada kararteristik responden sebagian besar siswi berada pada usia 17 tahun sejumlah 62 orang (62,6%), kebiasaan menstruasi sebagian besar pada kategori rutin sejumlah 87 orang (87,9%). Uji Somer’s mendapatkan nilai p=0,969.
Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara siklus menstruasi dengan kejadian premenstrual syndrome.